Wednesday, December 24, 2014

PL Peduli Tanah Longsor Banjarnegara


PL PEDULI TANAH LONGSOR

KARANGKOBAR - BANJARNEGARA


Indonesia kembali ditegur, desa Jemblung Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara Jawa tengah dilanda tanah longsor pada 12 Desember 2014 sekitar pukul 17.30 wib yang menewaskan ratusan korban, baik warga desa Jemblung sendiri maupun warga yang sengaja datang untuk menyaksikan langsung bagaimana TKP tersebut.

Ah! Jika Tuhan sudah bilang 'Kun!'. Jadilah, maka terjadilah. Simple. Dan harus seperti apalagi Dia mengingatkan agar kita mengambil pelajaran?

Dengan adanya hal tersebut salah satu hikmahnya adalah kita menjadi tahu betapa orang Indonesia begitu peduli, ribuan orang 'peka' terhadap bencana. Dahsyat dah! Penggalangan dana dimana-mana, tim gabungan dikirimkan, antusiasme masyarakat ikut serta meringankan beban saudara di Banjarnegara sana dengan menyisihkan sebagian rejekinya dan pakaian-pakaian layak pakai juga dahsyat.

Saya pribadi, dulu pernah sangat bercita-cita ikut serta dalam sebuah organisasi sosial, tim sar, rescue, volunteer, atau apapun itu, intinya bergerak di masyarakat. Tanpa disangka saya dipertemukan dengan sebuah komunitas pendaki. Hlo? Kok? Yups! Pendaki Laka-laka. Komunitas pendaki yang bukan sekedar 'pendaki'. Diawali dengan antusiasme anggota untuk galang dana Gaza pada ramadhan tempo lalu yang disalurkan melalui mer-c Indonsia. Ngalem PL dikit ga dosa kali ya, orang-orang disini peka sekali menurut saya. Sekali ada yang mengawali di grup; 'ayok!' Yang lain 'ayok' 'ayok' 'ayok'.
 

Dari ayok ayok ayok tersebut, kami mulai galang dana lagi (second trip). Sebelum terjun dalam penggalangan dana anggota PL melakukan rapat koordinasi mulai dari pembagian titik lokasi penggalangan dana, personil yang diterjunkan, penampungan paket sumbangan sampai dengan cara penyaluran sumbangan. Rapat koordinasi  dilakukan malam hari 16 Desember 2014 di Basecamp 2 PL jalan Cempaka Kota Tegal. Dan pada tanggal 17 Desember 2014 kami memulai aksi penggalangan dan dan penampungan paket sumbangan. Kami terbagi dibeberapa titik kota dan kabupaten Tegal. Dimulai dari ujung wetannya Tegal yang katanya perbatasan Indonesia (kejem!) Suradadi, ujung kidul (Lebaksiu), dibeberapa perkumpulan pengajian/jamiyah, hingga beberapa titik lampu merah kota Tegal dan kotak-kotak tiket surga yang dititipkan dibeberapa warung dan toko. Tiket surga? Iya. Tanya ustadz Arif, Emb deh (title baru tuh) atau kang Apeh (dua-duanya member PL). Hehe..

 
 
Foto : Penggalangan dana di Rebo Wekasan & Pasar Suradadi

Foto: Penggalangan dana area Lebaksiu- Slawi


Foto: Penggalangan dana area Kota Tegal, dst


Foto :Penggalangan dana dalam acara Jamiahan


Foto : Penggalangan dana di Alun-Alun Kota Brebes


Foto : Rekan musisi jalanan yang turut andil mensupport PL

Sebagian besar dari kami susah ngatur waktu dipagi hari (hehe...), sehingga kami maksimalkan di sore hingga malam hari. Di tengah hujan deras dan angin kencang (agak lebay), meskipun demikian, lagi-lagi alhamdulillah tidak mengurangi antusiasme meringankan beban saudara-saudara kami di Banjarnegara.
Foto : Penggalangan dana sempat terhenenti karena hujan yang sangat deras


Hasil tangkapan di beberapa titik area : 

Area Suradadi


Perkumpulan Jamiahan


Area Lebaksi - Slawi


Area Kota Tegal


Area Brebes

Beberapa hari berjuang (jiaaah!) akhirnya terkumpul dana sebesar Rp 4.251.700 dan beberapa kardus pakaian layak pakai, peralatan sholat, serta kebutuhan bayi.


 Paket Sumbangan untuk tanah longsor Karangkobar - Banjarnegara

Sebagian dana tersebut kami belanjakan berupa 'sesuatu' yang baru seperti (maaf) celana dalam pria wanita, baju bayi, selimut, pembalut. Pada hari sabtu, 20 Desember 2014 kami siap memberangkatkan hasil yang yaa mungkin tidak seberapa, tapi harapannya meskipun tidak seberapa, paling tidak dapat meringankan sedikit beban saudara kami di Banjarnegara. Kami yakin, Allah pasti perhitungkan. Secuil apapun itu. Seberat biji sawi sekalipun itu.

Berdasarkan informasi dari Kang AdyRoz (salah satu member PL yang sudah 3 hari menjadi relawan tergabung dengan Tim Sar di lokasi tanah longsor) kami akhirnya menuju Banjarnegara. 

Foto : Kang Adyros PL bersama satuan Tim SAR
 
Kami berangkat dengan grobak silver milik salah satu member PL. Grobak yang katanya dimana-mana punya temen (yang nonton iklan mesti paham) hehe.. ga lupa, bertuliskan Bantuan Longsor Banjarnegara disisi kiri kaca depan. Tidak semuanya dari kami berangkat, yang penting doanya. (Dan sangunya...) hehe... Kami diwakili oleh 5 personel PL (kaya band aja yah, personel bahasanya), dan 'sahabat sejati' dari salah satu member PL yang punya title 'Emb' tadi, juga ditemani kembarannya. Jadi total yang berangkat adalah 7 personel (Fajar, Arif Emb, Kang Apeh, Nazir, Papah Sobirin, dek Iqbal, dan saya). Tulung yaa, jangan dinamai seven ikon atau seven ikan. Kami masih normal. *hlo?

Meskipun unyel-unyelan (what the meaning of unyel-unyelan? ...is berdesak desakan) karena bagian belakang penuh dengan kardus-kardus berisi pakaian layak pakai. Tetep semangat walaupun 'pada mrengkel awake' (golet dhewe artine) 

Dari Tegal kami berangkat pukul 16.30 waktu Indonesia jalan kaligung menuju Banjarnegara via Pekalongan, diantar oleh rintik hujan yang romantis (seromantis... emmm...). Dalam perjalanan, Petarukan macet gegara perbaikan jalan sepanjang abad yang tiada hentinya (Kapan dia lelah? Entahlah...). Akhirnya kami memutuskan untuk berhenti di salah satu pom bensin, untuk menunaikan ibadah sholat maghrib dan melakukan pembakaran tubuh dengan beberapa potong roti dan segelas kopi panas (dingin euy.....). Setelah dirasa selesai, kami melanjutkan perjalanan.
 

Petarukan terlewati, alhamdulillah selanjutnya lancar jaya... pukul 19.40 kami sampai di Kabupaten Pekalongan tepatnya perbatasan Kota Kajen (Ibarat di Tegal, Kajen itu kaya Slawi). Kami memasuki wilayah Linggo Asri. Sudah sepi makhluk nih... hanya makhluk alas (gak pake perdu) dan pohon-pohon besar menjulang disisi jalan.
 

Pukul 21.00 kami sampai di Kecamatan Paninggaran. Salah satu jagoan kami tepar, mabok darat gan? (Hehe). Mungkin dia mulai lelah. Akhirnya kami memutuskan untuk berhenti sejenak. Ngeteh manis (sekali) dan mengisi perut dengan nasi. Setelah sholat isya' disalah satu masjid dekat tempat kami makan, mengecek keperkasaan grobak, setelah dirasa aman kami melanjutkan perjalanan. Jagoan kami sudah bergas lagi. (Kan... laper dia...)

Setelah melewati jalan panjang kebun teh yang sepertinya kalau siang akan terlihat indah sekali, akhirnya melewati kalibening, wanayasa dan belok kanan menuju Banjarnegara. Beberapa ratus meter setelah belok kanan tadi, kami mulai menemukan jalanan yang pecah. Subhanallah. Rundag (jujur). Meskipun di Wanayasa kami sempat menemukan satu jalanan yang pecah (mungkin akibat getaran tempo lalu) disini kami menemukan lebih banyak jalanan yang pecah. Ah! Bismillah...

Akhirnya kami sampai di Gedung KPRI setelah sekali lagi menemukan jalanan pecah yang agak tinggi dan sukses membuat deg-degan.

Ramai sekali.
Ya. Itu yang pertama terlintas dipikiran saya, gak tau deh mas Anang (hlo?). Beberapa mobil berjejer. Tim sar, badan penanggulangan bencana, PMI, TNI, POLRI, beberapa stasiun televisi, dan mobil pribadi juga motor dari berbagai daerah (dilihat dari platnya) ada juga dari Bali. Kan, hebat ya orang Indonesia? Antusias banget. Keren. Tepuk salut dah. Setelah kami masuk ke posko, dan menyampaikan amanah dari para donatur yang disebut sebagai 'rejeki milik Banjarnegara' kami menuju posko Kecamatan untuk menyampaikan amanah (lagi) yang berupa pakaian, rupanya di posko tadi sudah sangat penuh hingga lantai dua. (Lagi-lagi) hebat ya antusiasme orang Indonesia?

Di kantor kecamatan Karangkobar tidak menyangka kami disambut hangat oleh Bapak Bupati Banjarnegara dan segenap jajarannya yang kebetulan belum beranjak. Alhamdulillah bisa kepanggih beliau. Setelah serah terima bantuan, terlihat truk mengangkut bantuan berupa aqua, alhamdulillah diberi kesempatan untuk 'ngrewangi ngangkut'. 


 Foto: Serah terima bantuan, diterima langsung oleh Bupati Banjarnegara




 Foto : Serah terima bantuan uang tunai

Hingga pukul 02.00 alhamdulillah bisa mapan. Sebagian dari kami tidur di grobak yang sudah dibongkar muatannya. Sebagian lagi tidur di depan pos satpam.

Dingin mulai menggigit di penghujung fajar. Brrrrrrr...! Setelah sholat subuh, kami ngopi syahdu (etdah! bahasanya..) segelas kopi hitam (demen banget sama kopi item) ditemani beberapa potong serabi dan pemanis dari keduanya (yaitu obrolan dan candaan renyah). Pukul 06.00 waktu Indonesia bagian kedai kopi Karangkobar, kami melanjutkan perjalanan menuju TKP. Kira-kira 1 Km dari TKP, mobil kami titipkan (akhirnya terbongkar juga identitas grobak silver, yups! Apanja yang gak boleh manja). Kami berjalan menuju TKP. Disuguhi pemandangan tenda-tenda darurat, dapur umum, posko kesehatan, pemulasaran jenazah, dan kuburan masal para korban. Ada 51 korban yang dikuburkan disitu (belum lagi dibeberapa pemakaman yang tidak kami lewati). 







Hmm.. betapa nanti kami juga akan jadi giliran dimakamkan ya? Betapa mudahnya Allah mengambil nyawa-nyawa kita. Ada satu rumah yang utuh, yang usut punya usut didalamnya terdapat ibu hamil, padahal jika melihat lebih dekat, gundukan tanah tinggi dan pepohonan tepat disebelah rumah tersebut yang sangat mudah terkena gundukan tanah dan tertimpa pepohonan. Hanya saja, Tuhan sepertinya telah menyampaikan betapa kuasaNya yaitu dengan menyelamatkan rumah dan jiwa suci dalam kandungan. Hanya dengan satu kata milikNya; Jadilah! Maka, terjadilah apa yang dikehendaki-Nya. Lagi-lagi, dengan apa lagi Dia harus memperingatkan agar kita dapat mengambil pelajaran? Tiba-tiba inget status BBM salah satu member PL tempo lalu; ''SHOLAT itu bukan part time, bukan juga sometime, apalagi no time.. Musti harus full time, harus ontime, kalo perlu over time. Karena MATI itu anytime.''

Ya'ul! Sebab mati itu anytime.

Gilak! Mrinding.
Foto : Area tanah longsor Ds. Jimbung, Karangkobar - Banjarnegara



Foto : Satu-satunya rumah yg masih terlihat, meski tidak utuh

Sudah banyak kejadian yang Allah suguhkan untuk kita belajar dan memetik hikmah. Yuuuuuuuk....... Jadi baik bareng-bareng. Saling ngingetin. Wuih! Salah satu nikmat luar biasa hlo ketika kita punya teman-teman yang senantiasa mengajak pada kebaikan, saling mengingatkan. Sebab, perhatian itu justru terletak pada orang-orang yang terlihat cerewet. Kalau didiemin, dijarke sakmohe, dijarke sakpolahe, saya rasa dia mulai tidak peduli dan masa bodo. 'Karep-karepe kowe lah!' 'Sakpolahmu!' Apalagi ada kalimat 'Kuburane dewek-dewek kaa..' Ngeri deh. Bahwa hidup tidak sesederhana itu, dan menunaikan kewajiban juga tak lantas seribet yang kita fikirkan.
  Tim Pendaki Laka-Laka membaur di Lokasi


 

Kami belajar banyak disini. Meskipun kami tidak lama disini, paling tidak, bantu-bantu menyingkirkan tanah-tanah guna mencari korban yang belum ditemukan. Ya. Terimakasih Banjarnegara. Semoga kelak jadi tanah subur sebab telah dipupuk oleh syahid syahidah ditanahmu. Semoga Indonesia dijaga-Nya dengan baik. Terimakasih banyak warga Indonesia atas antusiasme yang luar biasa. Terimakasih untuk contoh luar biasanya.

Ya.. ternyata dimana saja kita bisa belajar ya..?

Hmmm... Setelah itu, kami pulang ke Tegal melalui jalur yang sama pada pukul 09.30. Alhamdulillah atas kesempatan berharga ini. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar Rahman)

#PrayForBanjarnegara #PrayForIndonesia #PrayForAll

Writted by : Octaviani  Ferla
Foto by : Pendaki Laka-Laka (Langsung dari lokasi)

Sunday, November 16, 2014

Kopdar Bulanan Session 1

KOPDAR BULANAN SESSION 1

15 November 2014


Berdasarkan hasil nongkrong bareng dan rapat koordinasi sesama member Pendaki Laka Laka (PL), maka terlaksanalah Kopdar Bulanan Session 1. Kopdar ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 15 November 2014 mulai pukul 9 malam di kediaman Alas Perdu. Pada kopdar kali ini diikuti oleh 18 member PL yang hadir.


Acara Kopdar Bulanan Session 1 ini dibuka oleh Kang Samsul, dilanjutkan dengan sambutan yang disampaikan Kang Alas Perdu selaku tuan rumah, Kang Budi selaku Ketua Acara, Kang Ageng Selaku Bendahara.


Ditengah acara diselingi dengan pengisian materi yang disampaikan secara bersama-sama oleh peserta kopdar.





Sajian menu makanan ringan dan segelas teh manis menambah suasana makin santai. Dan dkebetulan acara ini bersamaan dengan acara Tasyakuran Aqiqoh putra dari Kang Alas Perdu, menu makan besar menjadi santapan utama acara ini.

Acara kemudian dilanjutkan pada acara inti , yaitu "bongkaran arisan. Dan pada session pertama ini yang mendapatkan arisan kang Nazir dan Kang Indra. Sebuah kado spesial karena bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kang Nasir, bisa mendapatkan arisan. Itung-itung nggo tuku roti tar karo nanjakne mangan2 nyonya......., he..he..he....


Acara ditutup dengan pembacaan doa penutup yang disampaikan oleh Kang Apeh Gading. Suasana malam masih terus berlanjut dengan malam keakraban berupa nonton bareng di layar besar dan dilanjutkan Camping Ceria di Kawasan PAI Tegal.


Semoga dengan acara ini ikatan silaturahmi makin erat dan sukses buat KoPdar Bulanan Session 2 di kediaman Kang Indra pada tanggal 6 Desember 2014. Jangan lupa ...Hadir yaaa.....


Story by : Alas Perdu
Foto by : Pendaki Laka Laka


Saturday, November 8, 2014

Pendakian Gunung Prau - Trip Seanjoge

Pada dasarnya saya sih suka jalan-jalan, kemana aja, tapi untuk yang sampe kaya jejak petualang keliling Indonesia sih belum (iya belum, kan barangkali suatu saat bisa kesampean, aamiin...heehee)
Minggu kemaren, tepatnya tanggal 1 November ceritanya abis nge-camp di Guci, obyek wisata pemandian air panas yang cukup terkenal di Tegal. Eeeh malah gak puas, masih nagih.

Hasil obrolan ringan sama sedikit pamer poto poto jepretan keindahan Dieng tempo lalu, akhirnya seperti menyuntikkan virus ampuh kedalam tubuh seseorang (sebut saja Mawar), seketika antusias 'Ayok!' Haha. Dia seketika meminta pertanggungjawaban (aaaaak! Aku ngapain kamu?)
Awalnya rencana empat orang, tapi terlalu lama bernegosiasi dua orang tersebut mundur teratur (karena saya agak nekatan, ayok lah berdua saja, nunggu rame-rame gak bakalan berangkat)

Alhasil, ketemulah tanggal yang manis setelah melalui berbagai ritual (apasih). 7-8 November 2014 dengan judul 'Sikunir, ayem kaming' (read : Sikunir, I'm Coming).
Semuanya harus dipersiapkan, layaknya orang yang 'bertanggungjawab' saya pinjamlah beberapa alat tempur, seperti tenda, alat memasak, sleeping bag untuk si Mawar, matras, emmm apa lagi ya? Lampu tenda.


(Sebut saja Mawar) ini pengalaman pertama kalinya ke Dieng, walaupun tiga tahun lamanya kuliah di Pekalongan tapi rupanya Paninggaran saja belum pernah dia jamah. Oh tidak! Makanya harus bawa banyak jaket. Padahal saya juga suka kedinginan. Hihi...
 Tenda. Ya. Tenda lafuma summertime kapasitas 4 orang saya pinjam. Tadinya sih ini keril biru enteng, karena muatan gak selebay awal kali muncak, ini bener bener bawa seperlunya (memang harusnya begitu). Minjem dan latihan, kursus masang tenda. Walaupun beberapa kali lihat orang masang tenda, tapi gak nyangkol nyangkol juga (ternyata saya mulai lapar).


Pagi, 7 November 2014 tepat pukul 09.00 wit (waktu indonesia tegal) kami berangkat dari desa tercinta (yang kata seseorang; perbatasan Indonesia, haha) ini desa ujung wetannya Tegal, Kertasari. (Helleh)


Jam 09.00 sebenarnya sangat siang sekali, karena diperkirakan sampai Dieng bisa memakan waktu empat jam. (Siapa mau makan waktu? Glondongan jam?) *lupakan
Saya gak begitu paham kalau lewat Pemalang, jadi lewat Pekalongan saja lah, cari aman. Biasa, selain perbaikan jalan pantura sepanjang abad itu, di Comal juga ada perbaikan jembatan, macet sudah pasti, untungnya kami pake motor jadi bisa nrosol, hihi..
Kami sampai di Pekalongan pukul 10.00 WIP. Rupanya si Mawar saking antusianya dia memesan sebuah tongsis (tongkat narsis), akhirnya kami mengambil tongsis itu dulu di daerah Kraton Pekalongan. Dan didapatkanlah tongsis berwarna ungu. Kenapa gak biru sih ya? Hihihi...


Dan saya mulai lapar. Ini sungguhan. Rumah makan Padang UNI di utara RSUD Kraton emang kata saya enak, mampirlah kami ke situ. Sekitar jam 10.45 kami langsung menuju Dieng melalui Wiradesa, Bojong, Kajen, Linggo, Paninggaran. Sip lah.


Subhanallah....... selain dimanjakan dengan deretan pohon-pohon 'entah' juga suara kicauan makhluk alas (gak pake Perdu, karena nanti jadinya nyenggol member PL) hehe.. kami juga dimanjakan dengan jalanan mulus yang sangat menyenangkan. Dibanding Petungkriyono, jalanan Linggo Paninggaran dan seterusnya menuju Dieng itu memang jauh lebih baik. Alussss......


Sekitar pukul 13.00 di Wanayasa kami diguyur rahmat Allah, udan man! Ngaub dulu sekitar 40 menit karena hujan sangat deras dan saya takut masuk angin walaupun pake jas hujan. Dan aw aw aw! Saya lupa bawa jas hujan. Hmmm.... dengan uang 4500 rupiah, akhirnya saya menemukan jas hujan plastik di toko terdekat, warnanya merah, biar berani. Akhirnya kami menerjang hujan yang tinggal ketis ketisnya saja.


Banjarnegara aman. Kering. Cuma agak mendung. Sampai Dieng, hujan lagi. Kami berteduh di depan bank BRI yang ternyata beberapa ratus meter ke depan ada gerbang menuju basecamp Prau. Biasa, cewe, suka ngecebres, ada embak embak ditanya tanya arah sikunir malah bagaikan malaikat yang membisiki 'ke Prau aja mba.. kan lebih bagus.. jauh jauh cuma mau ke sikunir?' Hah! Judulnya saja My Trip... (...Seanjoge) akhirnya sayapun tergoda dan tugas saya selanjutnya adalah menggoda si Mawar.


Dan berhasil! Kami belok stang ke kiri. Prau. Mantep? Harus!


Sesampainya di basecamp PatakBanteng, seperti biasa, gak boleh pasang muka bingung. Duduk dulu mengamati orang orang yang masuk mendaftar. Oh...... gitu caranya. Gampang! Langsung tas tes tas tes, KTP sayapun ditinggal, katanya besok ditebus pake sampah.


Setalah membeli seperangkat makan minum yang bahasa kerennya logistik, akhirnya packing! Ini tenda yang tadinya cuma direncanakan nggatol di motor sampai sikunir digelar, akhirnya dirubah semuanya. Dikeluarkan dari tasnyan, dilipat, masuk deh ke keril biruku. Segala alat masak de el el.


Ceritanya nggolet kanca. Disamping saya ada embak embak model arab gitu, tinggi, manis, tjantik, ditanyailah dia. Setelah berbasa basi sebentar, ujungnya; "nanti bareng ya..." hahaha modus. Yaaa namanya pengalaman pertama bawa orang (yang belum pernah menapakkan kakinya disini) Bismillah.


Setelah sholat maghrib dan isya', kami berdoa bersama, saya, Mawar, embak arab (namanya Rini), Yeros (pacarnya Rini), Widya (soulmatenya Rini), dan Ridwan (ini pacarnya Widya bukan?) Entahlah. Setelah berdoa, sesuatu yang mengejutkan adalah, Ridwan berkata; "mbak, silahkan didepan, katanya pernah kesini." Jleb! Sakitnya tuh disini. "Saya lupa-lupa ingat tapi..." *ngeles* "Ga apa-apa, bismillah..." katanya lagi. Hmmm... yaudah, ayok! Bismillah.


Saya didepan pake lampu tenda (serodo pingin nangis) sayah meredup soale lampune, ditambah kabut, 5 meter kedepan sudah susah kelihatan. Sayang ga pake headlamp. Hah! Resiko seanjoge akhirnya tergoda ya mau tidak mau... Oke, biar keliatan cool jangan ngeluh! Setiap ada persimpangan selalu ada bismillah (mugi mugi leres lewate) yaaa Alhamdulillah akhirnya kami sampai di pos 2. Setelah dari pos 2 kami berenam dipertemukan dengan lelaki lelaki gagah, bapak bapak yang membawa istrinya. Bahkan ada yang membawa anak usia 4 tahunan juga. Gagah kan? 'Didepan jalannya longsor mbak, ngantri dulu..' Sekitar 15 menit ngantri, kami merebahkan diri, saya melepas keril dan mapan. Enake por...!


Karena longsor, harus pake tali, lampu saya iket di salah satu tali yang ada di keril, kami berenampun satu per satu merangkak dengan pegangan tali itu. Dibantu lelaki lelaki gagah tadi yang istri dan anaknya setia menunggu di ujung atas tanah lonsoran.


Beruntungnya kami bertemu mereka. Karena setelah itu, kelompok dibawah kami ga kebagian tali tersebut karena langsung diangkut keatas. (Lagi lagi) Alhamdulillah... Sekitar pukul 23.30 kami sampai, Prau seperti berteriak; 'Welcome....' Cari tanah yang agak datar, kami akhirnya mendirikan tenda. Saya dibantu Yeros dan Ridwan mendirikan tenda. Seadanya.

Tenda kapasitas 4 orang hanya dipakai 2 orang. Lega tapi berasa dinginnya. Setelah berganti pakaian hangat, saya sengaja bawa jaket 2. Yang satu biar basah dijalanan. Yang satu dipake pas ditenda. Setelah bergantin kostum kepompong akhirnya kami sedikit teriak pamitan tidur pada kawan berempat dmyang mendirikan tenda didepan kami.
Seperti biasa, menjalani rutinitas pagi di gunung, menikmati sunrise, poto poto, akhirnya lapar menyerang, kami masak mie goreng diantara angin yang emmmm tidak sedahsyat tempo lalu deh. Saking laparnya kami hanya melihat ada satu garpu bekas pop mie di tas alat masak, akhirnya dari pada ganti gantian kelamaan, saya makan pake pasak. Yang penting sama sama bisa makan. Haha..

Keindahan dari puncak Gunung Prau begitu nyata, dan memuat para pendaki asik dengan cameranya masing-masing. Tak malu-malu lagi kamipun  mulai bergaya di depan kamera pocket kami.

Jam 8 semua barang ditenda dikeluarkan, sudah saya bersihkan, kemudian ya diuculi. Kukud. Packing lagi. Frame didalam tas selalu glotak glotak dibawa jalan. Berasa tukang besi. Wkwkwk...




 Jam 9 kami pamitan pada empat sejoli ini, teman kami. Rini, Yeros, Widya dan Ridwan. Terimakasih susu hangatnya, terimakasih air minum sepanjang jalan (walopun bawa ga boleh diminum, kata mereka biar minum punya mereka). Mereka masih ingin berlama lama rupanya. Sebelumnya, seperti biasa kami poto berenam pake tongsis biar kekinian

Kami turun lewat patakbanteng lagi. Berdua. Alhamdulillah kami bertemu banyak orang. Yang lagi lagi melongo karena mendengar jawaban bahwa kami cuma berdua.

 Pukul 11.30 kami sampai di basecamp. Ruameeee banget. Mungkin karena weekend. Niat hati pengin bersih bersih diri dan tidur. Tapi ternyata air di kamar mandi kosong dan tempat rame jadi berisik. Larilah kami ke amsjid barat basecamp sekalian pamit ambil KTP. Selepas dhuhur kami pergi ke kawasan candi arjuna. Ruame banget rek! Sekarang banyak badut. Dulu terakhir kesini gak ada ik... ada teletubies, mickey mouse sama ada wayang orang, anoman dan kawan kawannya. Setelah poto poto (lagi) kami duduk mapan di rumput, kalau saja ga malu, pengin tiduran... haha..

Pukul 15.00 tepat, kami pulang... Modal ngliat plang, akhirnya kami sampai juga di Pekalongan. Karena jujur, jalur pulang saya bingung. Hehe... Maghrib kami mampir di seorang teman di Wiradesa, saya sengaja mampir disini karena orangtuanya usaha cathering, pasti banyak makanan. Modus banget! (Jangan ditiru!) Tenanan, banyak jajan,, kenyang lah... Setelah semua makanan dirasa sudah turun (istilahe wong jawa) kami melanjutkan perjalanan ke Tegal. Saya gak tau pasti sampai rumah ja berapa, karena langsung mapan di kasur. Alhamdulillah,,,, Terimakasih Tuhan! (Wis,, bingung terimakasihe apa bae, saking akehe) Fabiayyi'ala irabbikuma tukadziban... maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS Ar-Rahman)

 Meski petualangan kali ini hanya berdua, perempuan semua dan tidak didampingi kaum adam. Tapi tetap......#AKURAPOPO#
Sampai jumpa lagi di petualangan berikutnya .......

Tuesday, November 4, 2014

Kopdar Perdana & Camping Ceria PL


 

Perkembangan Komunitas Pendaki Laka-Laka menuju kearah positif. Semakin tampak keakraban dan rasa kekeluargaan dalam group ini. Ini terlihat sekali ketika komunitas Pendaki Laka-Laka (PL) mengadakan KOPDAR dalam rangka rapat pra-arisan bulanan member PL.

Kopdar dilaksanakan pada hari Sabtu 11 November 2014.Seperti biasa kopdar dimulai pukul 21.00 sampai 23.00 dan dilaksanakan di kediaman Kang Alas Perdu. Kopdar kali ini dihadiri oleh 15 member group. Kopdar yang membahas rencana arisan bulanan PL berjalan penuh kekeluargaan dan akhirnya bisa menghasilkan beberapa point, mulai dari ketentuan arisan serta pembentukan panitia kecil arisan bulanan PL

Kopdar makin seru ketika yang peserta hadir bersama-sama menggunakan aplikasi Zello Walkie Walkie talkie. Aplikasi ini biasa kami gunakan sebagai media komunikasi ketika kami santai dan tidak berada di lokasi yang sama. Kami serasa dekat meskipun kami berada di tempat yang berbeda dan bahkan antar kota, bahkan ada simpatisan group dari Jambi yang sering berkomunikasi bersama kami lewat zello

Setelah acara kopdar usai, dilanjutkan dengan Camping Ceria. Beberapa peserta kopdar meluncur ke Guci, karena sebagian rekan PL sudah menanti di Guci sejak sore harinya. Berikut moment Camping Ceria yang tertangkap kamera