Wednesday, December 24, 2014

PL Peduli Tanah Longsor Banjarnegara


PL PEDULI TANAH LONGSOR

KARANGKOBAR - BANJARNEGARA


Indonesia kembali ditegur, desa Jemblung Kecamatan Karangkobar Kabupaten Banjarnegara Jawa tengah dilanda tanah longsor pada 12 Desember 2014 sekitar pukul 17.30 wib yang menewaskan ratusan korban, baik warga desa Jemblung sendiri maupun warga yang sengaja datang untuk menyaksikan langsung bagaimana TKP tersebut.

Ah! Jika Tuhan sudah bilang 'Kun!'. Jadilah, maka terjadilah. Simple. Dan harus seperti apalagi Dia mengingatkan agar kita mengambil pelajaran?

Dengan adanya hal tersebut salah satu hikmahnya adalah kita menjadi tahu betapa orang Indonesia begitu peduli, ribuan orang 'peka' terhadap bencana. Dahsyat dah! Penggalangan dana dimana-mana, tim gabungan dikirimkan, antusiasme masyarakat ikut serta meringankan beban saudara di Banjarnegara sana dengan menyisihkan sebagian rejekinya dan pakaian-pakaian layak pakai juga dahsyat.

Saya pribadi, dulu pernah sangat bercita-cita ikut serta dalam sebuah organisasi sosial, tim sar, rescue, volunteer, atau apapun itu, intinya bergerak di masyarakat. Tanpa disangka saya dipertemukan dengan sebuah komunitas pendaki. Hlo? Kok? Yups! Pendaki Laka-laka. Komunitas pendaki yang bukan sekedar 'pendaki'. Diawali dengan antusiasme anggota untuk galang dana Gaza pada ramadhan tempo lalu yang disalurkan melalui mer-c Indonsia. Ngalem PL dikit ga dosa kali ya, orang-orang disini peka sekali menurut saya. Sekali ada yang mengawali di grup; 'ayok!' Yang lain 'ayok' 'ayok' 'ayok'.
 

Dari ayok ayok ayok tersebut, kami mulai galang dana lagi (second trip). Sebelum terjun dalam penggalangan dana anggota PL melakukan rapat koordinasi mulai dari pembagian titik lokasi penggalangan dana, personil yang diterjunkan, penampungan paket sumbangan sampai dengan cara penyaluran sumbangan. Rapat koordinasi  dilakukan malam hari 16 Desember 2014 di Basecamp 2 PL jalan Cempaka Kota Tegal. Dan pada tanggal 17 Desember 2014 kami memulai aksi penggalangan dan dan penampungan paket sumbangan. Kami terbagi dibeberapa titik kota dan kabupaten Tegal. Dimulai dari ujung wetannya Tegal yang katanya perbatasan Indonesia (kejem!) Suradadi, ujung kidul (Lebaksiu), dibeberapa perkumpulan pengajian/jamiyah, hingga beberapa titik lampu merah kota Tegal dan kotak-kotak tiket surga yang dititipkan dibeberapa warung dan toko. Tiket surga? Iya. Tanya ustadz Arif, Emb deh (title baru tuh) atau kang Apeh (dua-duanya member PL). Hehe..

 
 
Foto : Penggalangan dana di Rebo Wekasan & Pasar Suradadi

Foto: Penggalangan dana area Lebaksiu- Slawi


Foto: Penggalangan dana area Kota Tegal, dst


Foto :Penggalangan dana dalam acara Jamiahan


Foto : Penggalangan dana di Alun-Alun Kota Brebes


Foto : Rekan musisi jalanan yang turut andil mensupport PL

Sebagian besar dari kami susah ngatur waktu dipagi hari (hehe...), sehingga kami maksimalkan di sore hingga malam hari. Di tengah hujan deras dan angin kencang (agak lebay), meskipun demikian, lagi-lagi alhamdulillah tidak mengurangi antusiasme meringankan beban saudara-saudara kami di Banjarnegara.
Foto : Penggalangan dana sempat terhenenti karena hujan yang sangat deras


Hasil tangkapan di beberapa titik area : 

Area Suradadi


Perkumpulan Jamiahan


Area Lebaksi - Slawi


Area Kota Tegal


Area Brebes

Beberapa hari berjuang (jiaaah!) akhirnya terkumpul dana sebesar Rp 4.251.700 dan beberapa kardus pakaian layak pakai, peralatan sholat, serta kebutuhan bayi.


 Paket Sumbangan untuk tanah longsor Karangkobar - Banjarnegara

Sebagian dana tersebut kami belanjakan berupa 'sesuatu' yang baru seperti (maaf) celana dalam pria wanita, baju bayi, selimut, pembalut. Pada hari sabtu, 20 Desember 2014 kami siap memberangkatkan hasil yang yaa mungkin tidak seberapa, tapi harapannya meskipun tidak seberapa, paling tidak dapat meringankan sedikit beban saudara kami di Banjarnegara. Kami yakin, Allah pasti perhitungkan. Secuil apapun itu. Seberat biji sawi sekalipun itu.

Berdasarkan informasi dari Kang AdyRoz (salah satu member PL yang sudah 3 hari menjadi relawan tergabung dengan Tim Sar di lokasi tanah longsor) kami akhirnya menuju Banjarnegara. 

Foto : Kang Adyros PL bersama satuan Tim SAR
 
Kami berangkat dengan grobak silver milik salah satu member PL. Grobak yang katanya dimana-mana punya temen (yang nonton iklan mesti paham) hehe.. ga lupa, bertuliskan Bantuan Longsor Banjarnegara disisi kiri kaca depan. Tidak semuanya dari kami berangkat, yang penting doanya. (Dan sangunya...) hehe... Kami diwakili oleh 5 personel PL (kaya band aja yah, personel bahasanya), dan 'sahabat sejati' dari salah satu member PL yang punya title 'Emb' tadi, juga ditemani kembarannya. Jadi total yang berangkat adalah 7 personel (Fajar, Arif Emb, Kang Apeh, Nazir, Papah Sobirin, dek Iqbal, dan saya). Tulung yaa, jangan dinamai seven ikon atau seven ikan. Kami masih normal. *hlo?

Meskipun unyel-unyelan (what the meaning of unyel-unyelan? ...is berdesak desakan) karena bagian belakang penuh dengan kardus-kardus berisi pakaian layak pakai. Tetep semangat walaupun 'pada mrengkel awake' (golet dhewe artine) 

Dari Tegal kami berangkat pukul 16.30 waktu Indonesia jalan kaligung menuju Banjarnegara via Pekalongan, diantar oleh rintik hujan yang romantis (seromantis... emmm...). Dalam perjalanan, Petarukan macet gegara perbaikan jalan sepanjang abad yang tiada hentinya (Kapan dia lelah? Entahlah...). Akhirnya kami memutuskan untuk berhenti di salah satu pom bensin, untuk menunaikan ibadah sholat maghrib dan melakukan pembakaran tubuh dengan beberapa potong roti dan segelas kopi panas (dingin euy.....). Setelah dirasa selesai, kami melanjutkan perjalanan.
 

Petarukan terlewati, alhamdulillah selanjutnya lancar jaya... pukul 19.40 kami sampai di Kabupaten Pekalongan tepatnya perbatasan Kota Kajen (Ibarat di Tegal, Kajen itu kaya Slawi). Kami memasuki wilayah Linggo Asri. Sudah sepi makhluk nih... hanya makhluk alas (gak pake perdu) dan pohon-pohon besar menjulang disisi jalan.
 

Pukul 21.00 kami sampai di Kecamatan Paninggaran. Salah satu jagoan kami tepar, mabok darat gan? (Hehe). Mungkin dia mulai lelah. Akhirnya kami memutuskan untuk berhenti sejenak. Ngeteh manis (sekali) dan mengisi perut dengan nasi. Setelah sholat isya' disalah satu masjid dekat tempat kami makan, mengecek keperkasaan grobak, setelah dirasa aman kami melanjutkan perjalanan. Jagoan kami sudah bergas lagi. (Kan... laper dia...)

Setelah melewati jalan panjang kebun teh yang sepertinya kalau siang akan terlihat indah sekali, akhirnya melewati kalibening, wanayasa dan belok kanan menuju Banjarnegara. Beberapa ratus meter setelah belok kanan tadi, kami mulai menemukan jalanan yang pecah. Subhanallah. Rundag (jujur). Meskipun di Wanayasa kami sempat menemukan satu jalanan yang pecah (mungkin akibat getaran tempo lalu) disini kami menemukan lebih banyak jalanan yang pecah. Ah! Bismillah...

Akhirnya kami sampai di Gedung KPRI setelah sekali lagi menemukan jalanan pecah yang agak tinggi dan sukses membuat deg-degan.

Ramai sekali.
Ya. Itu yang pertama terlintas dipikiran saya, gak tau deh mas Anang (hlo?). Beberapa mobil berjejer. Tim sar, badan penanggulangan bencana, PMI, TNI, POLRI, beberapa stasiun televisi, dan mobil pribadi juga motor dari berbagai daerah (dilihat dari platnya) ada juga dari Bali. Kan, hebat ya orang Indonesia? Antusias banget. Keren. Tepuk salut dah. Setelah kami masuk ke posko, dan menyampaikan amanah dari para donatur yang disebut sebagai 'rejeki milik Banjarnegara' kami menuju posko Kecamatan untuk menyampaikan amanah (lagi) yang berupa pakaian, rupanya di posko tadi sudah sangat penuh hingga lantai dua. (Lagi-lagi) hebat ya antusiasme orang Indonesia?

Di kantor kecamatan Karangkobar tidak menyangka kami disambut hangat oleh Bapak Bupati Banjarnegara dan segenap jajarannya yang kebetulan belum beranjak. Alhamdulillah bisa kepanggih beliau. Setelah serah terima bantuan, terlihat truk mengangkut bantuan berupa aqua, alhamdulillah diberi kesempatan untuk 'ngrewangi ngangkut'. 


 Foto: Serah terima bantuan, diterima langsung oleh Bupati Banjarnegara




 Foto : Serah terima bantuan uang tunai

Hingga pukul 02.00 alhamdulillah bisa mapan. Sebagian dari kami tidur di grobak yang sudah dibongkar muatannya. Sebagian lagi tidur di depan pos satpam.

Dingin mulai menggigit di penghujung fajar. Brrrrrrr...! Setelah sholat subuh, kami ngopi syahdu (etdah! bahasanya..) segelas kopi hitam (demen banget sama kopi item) ditemani beberapa potong serabi dan pemanis dari keduanya (yaitu obrolan dan candaan renyah). Pukul 06.00 waktu Indonesia bagian kedai kopi Karangkobar, kami melanjutkan perjalanan menuju TKP. Kira-kira 1 Km dari TKP, mobil kami titipkan (akhirnya terbongkar juga identitas grobak silver, yups! Apanja yang gak boleh manja). Kami berjalan menuju TKP. Disuguhi pemandangan tenda-tenda darurat, dapur umum, posko kesehatan, pemulasaran jenazah, dan kuburan masal para korban. Ada 51 korban yang dikuburkan disitu (belum lagi dibeberapa pemakaman yang tidak kami lewati). 







Hmm.. betapa nanti kami juga akan jadi giliran dimakamkan ya? Betapa mudahnya Allah mengambil nyawa-nyawa kita. Ada satu rumah yang utuh, yang usut punya usut didalamnya terdapat ibu hamil, padahal jika melihat lebih dekat, gundukan tanah tinggi dan pepohonan tepat disebelah rumah tersebut yang sangat mudah terkena gundukan tanah dan tertimpa pepohonan. Hanya saja, Tuhan sepertinya telah menyampaikan betapa kuasaNya yaitu dengan menyelamatkan rumah dan jiwa suci dalam kandungan. Hanya dengan satu kata milikNya; Jadilah! Maka, terjadilah apa yang dikehendaki-Nya. Lagi-lagi, dengan apa lagi Dia harus memperingatkan agar kita dapat mengambil pelajaran? Tiba-tiba inget status BBM salah satu member PL tempo lalu; ''SHOLAT itu bukan part time, bukan juga sometime, apalagi no time.. Musti harus full time, harus ontime, kalo perlu over time. Karena MATI itu anytime.''

Ya'ul! Sebab mati itu anytime.

Gilak! Mrinding.
Foto : Area tanah longsor Ds. Jimbung, Karangkobar - Banjarnegara



Foto : Satu-satunya rumah yg masih terlihat, meski tidak utuh

Sudah banyak kejadian yang Allah suguhkan untuk kita belajar dan memetik hikmah. Yuuuuuuuk....... Jadi baik bareng-bareng. Saling ngingetin. Wuih! Salah satu nikmat luar biasa hlo ketika kita punya teman-teman yang senantiasa mengajak pada kebaikan, saling mengingatkan. Sebab, perhatian itu justru terletak pada orang-orang yang terlihat cerewet. Kalau didiemin, dijarke sakmohe, dijarke sakpolahe, saya rasa dia mulai tidak peduli dan masa bodo. 'Karep-karepe kowe lah!' 'Sakpolahmu!' Apalagi ada kalimat 'Kuburane dewek-dewek kaa..' Ngeri deh. Bahwa hidup tidak sesederhana itu, dan menunaikan kewajiban juga tak lantas seribet yang kita fikirkan.
  Tim Pendaki Laka-Laka membaur di Lokasi


 

Kami belajar banyak disini. Meskipun kami tidak lama disini, paling tidak, bantu-bantu menyingkirkan tanah-tanah guna mencari korban yang belum ditemukan. Ya. Terimakasih Banjarnegara. Semoga kelak jadi tanah subur sebab telah dipupuk oleh syahid syahidah ditanahmu. Semoga Indonesia dijaga-Nya dengan baik. Terimakasih banyak warga Indonesia atas antusiasme yang luar biasa. Terimakasih untuk contoh luar biasanya.

Ya.. ternyata dimana saja kita bisa belajar ya..?

Hmmm... Setelah itu, kami pulang ke Tegal melalui jalur yang sama pada pukul 09.30. Alhamdulillah atas kesempatan berharga ini. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar Rahman)

#PrayForBanjarnegara #PrayForIndonesia #PrayForAll

Writted by : Octaviani  Ferla
Foto by : Pendaki Laka-Laka (Langsung dari lokasi)