Monday, January 23, 2017

Alternatif Masakan Simple dan Sehat Dikala Mendaki

Sudah sedari dulu, mungkin mie instant menjadi salah satu andalan menu utama ketika melakukan pendakian ataupun kegiatan camping. Sebenarnya mie instant memiliki kekurangan terutama ketika dikonsumi saat mendaki.  Mie instant hanya memberikan sedikit energi, sedangkan energi yang kita butuhkan sangatlah tinggi ketika melakukan pendakian.

Tidak mau ribet dengan bawaan sayur mentah atau bahkan binggung proses pembuatannya, membuat para pendaki malas untuk membuat menu sehat ketika mendaki. Tetapi dengan cara yang murah dan bumbu-bumbu yang tidak sulit didapat, kita bisa membuat menu yang layak dikonsumsi saat mendaki.

Sayur oseng kacang panjang atau oseng buncis merupakan salah satu contoh sayuran yang mudah dibuat dengan peralatan pendakian yang sederhana serta bumbu yang mudah didapat. Berikut adalah resep sederhana masakan Oseng Kacang Panjang yang bisa menjadi alternatif menu sehat selama mendaki gunung.

Bahan-Bahan :
10 helai Kacang Panjang
1 buah tempe dipotong dan digoreng dahulu setengah matang
3 sdk makan minyak goreng
2 sdk makan kecap manis
Air secukupnya

Bumbu
1 bh cabe merah diiris
4 bh cabe rawit diiris
2 buah bawang merah diiris halus
1 buah bawang putih diiris halus
1 lbr daun salam
Laos secukupnya dikeprek
Garam secukupnya

Langkah-langkah :
1.    Siapkan alat masak, bahan serta bumbu-bumbunya

 
2.    Potong kacang panjang kecil-kecil sesuai selera

3.    Siapkan bumbu-bumbunya


3.    Tuangkan minyak goreng dan panaskan


4.    Masukan bumbu-bumbu tadi dan tumislah



5. Masukan kacang panjang yang sudah dipotong-potong dan aduklah sampai rata


6.    Tambahkan tempe setengah matang yang sudah dipotong kecil-kecil


7.    Tambahkan air dan garam secukupnya



8.    Tambahkan kecap


8.    Aduk sampai rata dan tunggulah sampai matang
9.    Hidangkan dengan nasi hangat untuk 2-3 orang pendaki


Begitu mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama dalam membuatnya. Sayur oseng kacang panjang ini bisa menjadi menu istimewa serta memberikan energi yang besar di ketinggian sana. Selamat mencoba…

Artcle & Photo by : Alas Perdu






Friday, January 6, 2017

Rute Pendakian Gunung Slamet Jalur Sawangan


Gunung Slamet (3.428 meter dpl.) adalah sebuah gunung berapi kerucut yang terdapat di Pulau Jawa, Indonesia. Gunung Slamet terletak di antara 5 kabupaten, yaitu Kabupaten Brebes, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Tegal, dan Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Gunung Slamet merupakan gunung tertinggi di Jawa Tengah serta kedua tertinggi di Pulau Jawa setelah Gunung Semeru
Jalur pendakian terpopuler adalah dari Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga. Jalur populer lain adalah dari Baturraden dan dari Desa Gambuhan, Desa Jurangmangu dan Desa Gunungsari di Kabupaten Pemalang. Selain itu ada pula jalur Dhipajaya yang terletak di Kabupaten Pemalang. 

Jalur pendakian lainnya yaitu melalui jalur Kaliwadas di kabupaten Brebes sedangkan untuk wilayah Kabupaten Tegal jalur pendakian melalui Basecamp Guci di objek wisata pemandian air panas Guci. Meskipun terjal, rute ini menyajikan pemandangan yang paling baik. Kawasan Guci dapat ditempuh dari Slawi menuju daerah Tuwel melewati Lebaksiu. Selain jalur Guci (Kabupaten Tegal), pendakian bisa melaui jalur Sawangan. Jalur ini berdekatan dengan jalur Kalidawas. Kurang lebih sekitar 400 meter dari Basecamp Kalidawas (Kabupaten Brebes), kita akan bertemu dengan Basecamp Sawangan (Kab. Tegal).



Jalur pendakian Sawangan bisa dibilang merupakan jalur baru untuk menuju titik puncak gunung Slamet. Akses menuju Basecamp Sawangan cukup mudah, terlebih menggunakan kendaraan pribadi.






Dari Jakarta :
Dari arah Jakarta menuju Tegal dan dilanjutkan arah Lebaksiu/Slawi (Kabupaten Tegal) dan kepertigaan Yomani  Lebaksiu (Kab. Tegal).

Dari Purwokerto :
Dari arah Purwokerto menuju ke Ajibarang dilanjutkan ke arah Margasari dan menuju Tegal. Sebelum masuk Kota Tegal bertemu dengan pertigaan Yomani Lebaksiu (Kab. Tegal)


(Pertigaan Yomani)

Dari pertigaan Yomani Lebaksiu bisa langsung menuju ke pertigaan Bojong-Bumijawa. Butuh waktu kurang lebih 30 menit untuk sampai di pertigaan Bojong – Bumijawa.





(Pertigaan Bojong - Bumijawa)


Di pertigaan ini ambilah jalan raya yang menuju ke Bumijawa (belok kanan). Perjalanan diteruskan menuju Basecamp Sawangan, melewati jalananan menuju Curug Cantel dan naik mengikuti jalanan aspal yang ada.

(Pintu masuk Jurug Cantel)
Jalan aspal makin menanjak melewati perkebunan dan hutan pinus hingga sampai di pertigaan jalan. Ambil jalan yang kekiri yaitu yang menuju Basecamp Kalidawas dan Basecamp Sawangan.


Dari pertigaan ini jalanan mulai rusak. Hati-hati ketika menggunakan kendaraan roda dua karena banyak bebatuan dan jalan berlubang. Kurang lebih 2 km kita sampai di Basecamp Kaliwadas. Terus naik saja mengikuti jalan aspal dan sekitar 400 meter dari Basecamp Kalidawas kita akan tiba di Basecamp Sawangan.


Basecamp sawangan tepatnya terletak di :
Dukuh Sawangan Desa Sigedong Kecamatan Bumijaw Kabupaten Tegal. Desa ini merupakan desa tertinggi di wilayah Kabupaten Tegal. Jarak Dukuh Sawangan Desa Sigedong hanya 6,5 km dari puncak gunung slamet. Sehingga bila gunung slamet mengeluarkan letusan abu dan arah angin ke barat maka warga Dukuh Sawangan otomatis kena abunya.

Basecamp – Pos 1 (1jam)



Perjalanan dimulai pukul 09.30 wib melewati jalan aspal penduduk, melewati masjid Darussalam

Masjid Darussalam - Dk. Sawangan

Dilanjutkan dengan melewati perkebunan atau ladang penduduk

Kurang lebih setengah jam kemudian kita sampai di pertigaan dan memasuki hutan pinus.

Sampai di pertigaan ini, ambil jalur yang ke arah kanan menuruni hutan pinus.


Perhatikan jalans setapak, di tengah perjalanan bertemu dua jalur yan satu datar menuju ke ladang dan satunya jalan turunan cukup terjal. Ambil jalur yang turun melewati ilalang dan sungai kecil.

Kurang lebih butuh waktu satu jam untuk sampai di Pos I

Pos 1 – Pos 2 (1,5 jam)

Perjalanan masih melewati tanaman perdu yang cukup lebat, bahkan ada yang setinggi hampir 1 meter.

Perhatikan jalur dengan baik, karena tanaman perdu (semak-semak) menutupi jalur pendakian. Sepanjang perjalanan menuju pos 2 kita pertemu tanaman perdu dengan batang dan daun yang berduri. Orang awam biasa menyebutnya  Badotan. Dalam bahasa Biologi sering disebut Ageratum Conyzoides.


Dianjurkan menggunakan celanan lapangan, gaiter dan manset untuk mencegah duri langsung menusuk kulit kita. Durinya sangat kecil, tetapi efeknya luar biasa. Kulit bisa gatal-gatal dan memerah dan kalau dibiarkan akan membentol. Kurang lebih perjalanan menuju pos 2 selama 1,5 jam

Pos 2 – Pos 3 (1 jam 15 menit)


Perjalanan dilanjutkan menuju pos 3 masih menjumpai tanaman jenis perdu dan pepohonan hutan tropis yang penuh dengan lumut. Kurang lebih 1 jam 15 menit kita sampai di Pos 3

Pos 3 – Pos 4 (1 jam 45 menit)

Perjalanan diteruskan turun, menjumpai sungai kecil dengan air yang sangat bersih dan bertemu pertigaan. Tampak pipa milik warga air di samping sungai ini.

Ambil jalur kanan dengan medan naik yang cukup terjal dan licin. Dianjurkan persiapkan webbing secukupnya untuk memudahkan proses pendakian.


Di tengah perjalanan kita bertemu beberapa selter yang cocok untuk beristirahat sejenak.

Pos 4 – Pos 5 (1 jam 20 menit)


 Dari Pos 4 plawangan gunung Slamet tampak terlihat jelas.
Jalan dilanjutkan menurun lereng. Selang beberapa meter dari pos 4 ada persimpangan jalan. Ambil jalur yang belok ke kiri karena jalur yang ke arah kanan buntu.Menuju Pos 5 medan pendakian lumayan licin dengan didominasi pepohonan hutan tropis khas Indonesia. Perjalanan menanjak, adakalanya turun melewati sungai kecil.

Pendakian jalur Sawangan kita akan sering menjumpai turunan karena jalur pendakian ini memang melewati sisi lembah gunung Slamet. Disini mulai dijumpai pohon tumbang yang melintang di jalur pendakian.




Kurang lebih butuh waktu 1 jam 20 menit untuk sampai di Pos 5

Pos 5 – Pos 6 (1,5 jam)


Perjalanan makin menanja dan kita akan melewati turunan dan  sebuah sungai mati yang cukup besar.

Berhati-hatilah karena turunan cukup curam dan dilanjutkan tanjakan yang cukup terjal.


Ditengah perjalanan kita akan bertemu batu tebing besar di sisi kanan jalur pendakian. Ini sebagai pertanda tidak lama lagi kita akan tiba di Pos VI atau camp area terakhir menuju titik puncak. Kurang lebih 1,5 jam kita tiba di Pos 6 (Camp Area)

Pos 6 - Puncak


Pos 6 jalur Sawangan merupakan Plawangan gunung Slamet via Sawangan. Di camp area ini cukup memuat 5-6 tenda kapasitas 4 orang
.

Kalau kita naik sedikit bisa menjumpai area yang cukup luas, berdekatan dengan camp area atau plawangan jalur Kaliwadas. Dari camp arena ambilah lajur kanan sebelah area jalur lahar / watu areng. Area bebatuan ini sangat rentan karena berupa bongkahan batu yang belum padat sisa dari erupsi gunung Slamet beberapa tahun lalu. Jika kita ambil sisi kiri watu areng maka kita akan menjumpai jalur pendakian Puncak Guci.

(Area watu areng aliran lahar)

Teruslah ambil sisi kanan untuk menuju Puncak Sawangan. Medan menuju puncak sangat terjal, berbeda dengan jalur Bambangan atau Guci. Medan Sawangan tingkat kemiringan lumayan curam. Diajurkan hanya membawa daypack kecil bersisi makanan ringan dan air secukupnya untuk menuju puncak (summit attack).
Tim kami bersebelas, kali ini melakukan pendakian lintas jalur sehingga mau tidak mau seluruh tas carrier berisi peralatan dan logistic selama pendakian kita angkut naik menuju puncak. Ini menambah beban pendakian menuju puncak makin berat.

Lagi-lagi webbing kita gunakan sebagai alat bantu pendakian, karena medan yang dilalui cukup terjal dengan bebatuan yang rentan longsor. Perhatikan pijakan kaki kita, dan pastikan menumpu pada bebatuan padat yang telah tetanam kokoh. Jika tidak bebatuan besar yang kita pijak bisa terlepas dan mengelinding bebas jatuh ke bawah. Ini sangat membahayakan tim serta pendaki lain yang di bawah.


Di tengah perjalanan kita akan pertemu medan bebatuan dan berpasir. Ini sebagai pertanda pertemuan jalur pendakian jalur Sawangan dan jalur Kaliwadas. Disini kita akan bertemu pendaki lain dari jalur Kaliwadas yang akan naik atau baru saja turun dari puncak.

Berhati-hatilah ketika menginjak jalur berpasir. Gunakan sepatu trekking standar dengan outsol yang cocok untuk medan pendakian di Indonesia pada umumnya.


Mendekati titik puncak medan makin terjal, pastikan penggunaan webbing dengan baik terutama tim yang membantu di atas karena bebatuan rentan lepas.

Kurang lebih tim kita membutuhkan waktu 2 jam perjalanan dari Pos 6 menuju puncak Sawangan dengan catatan seluruh anggota tim memanggul tas carrier lengkap dengan isinya hingga puncak. Sebuah pendakian yang cukup melelahkan terbayarkan sudah.
Puncaaaaaakkkkk ............................


Puncak Sawangan tidak begitu luas,kurang lebih selebar 1-2 meter dengan tebing curam ke arah bawah kawah.

Ketika kami tiba di puncak kondisi angina sangat kencang dan kabut cukup tebal. Pandangan bawah kawah sama sekali tidak tampak. Kami memutuskan tidak berlama-lama di puncak Sawangan karena kondisi cuaca yang tidak mendukung. Kurang lebih hanya 10 menitan kami berada di sana dan perjalanan dilanjutkan turun melintasi jalur yang berbeda (jalur Guci).


Angin dan kabut tebal makin terasa dan kami bergegas terus melangkah. Kurang lebih 300 meter kita akan bertemu Tugu Surono (Puncak tertinggi Gunung Slamet 3.428 mdpl). Perjalanan dilanjutkan menyusuri tepian kawah puncak Slamet bertemu puncak jalur Baturaden.



Perjalanan diteruskan menyusuri bebatuan dan naik menuju puncak Bambangan. Perjalanan litas sangat menguras tenaga terlebih dengan beban yang harus kita panggung terus selama perjalanan.


Sampai di Puncak Bambangan kita menyempatkan diri untuk memasang plakat yang kita bawa (buat) dari Tegal.


Akhirnya Plakat puncak Slamet 3.428 mdpl bisa terpasang rapih di Puncak Bambangan



Satu lagi puncak yang harus dilewati, yaitu puncak Guci. Kami kembali menuruni puncak Bambangan melewati bebatuan dan segara wedi.

(Segara Wedi)


Aroma belerang sangat terasa sepanjang perjalanan menuju puncak Guci. Kabut tebal yang sebelumnya menyelimuti wilayah puncak gunung Slamet kini mulai berkurang.

(Puncak Guci)

Kawah gunung Slamet-pun terlihat sangat jelas dari puncak Guci. Sebuah pemandangan yang indah jika kita lewatkan.

Amazing sekali……sebuah perjalanan lintas jalur pendakian gunung Slamet yang luar biasa. Bisa mengelilingi kawasan puncak dan berada di beberapa titik-titik puncak gunung Slamet sebuah pengalaman yang sangat istimewa. Sebuah agenda tutup tahun dan pembuka tahun 2017 yang luar biasa bersama bersama tim dari Komunitas Pendaki Laka-Laka Tegal yang WOW .....

Happy New Year 1 Januari 2017, semoga segala impinan kita kan tercapai di tahun ini serta dimudahkan jalannya. Amin.
SALAM LESTARI

Hasil Trekking Map GPS jalur sawangan :





 







Story & Photo by :  Alas Perdu