Thursday, April 7, 2016
Jalur Pendakian Gunung Papandayan
Lanjutan …
Setelah puas dengan pendakian ke puncak gunung Cikuray perjalananpun masih berlanjut. Siangnya begitu sampai di basecamp Cikuray jalur Bayongbong, kami bertiga yang tergabung dalam Komunitas Pendaki Laka-Laka (Alas Perdu, Afan, Agus) langsung meluncur ke Basecamp Gunung Papandayan di Camp David. Sesuai dengan rencana awal, kami melakukan double trip dan gunung Papandayan adalah tujuan akhir pendakian ini.
Gunung Papandayan adalah gunung api strato yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat tepatnya di Kecamatan Cisurupan. Gunung dengan ketinggian 2665 meter di atas permukaan laut itu terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Bandung.
Pada Gunung Papandayan, terdapat beberapa kawah yang terkenal. Di antaranya Kawah Mas, Kawah Baru, Kawah Nangklak, dan Kawah Manuk. Kawah-kawah tersebut mengeluarkan uap dari sisi dalamnya.
Akses menuju papandayan jika dari wilayah Kota Tegal menuju ke Bundaran Cilenyi kemudian terminal Guntur dilanjutkan angkot ke Pasar Cisurupa. Dari lokasi pasar ini perjalanan dilanjutkan menggunakan ojek atau bisa carter angkot atau pick up menuju Camp David.
Area parkir Camp David cukup luas, warung makanan, asesoris serta rental peralatan hiking bertebaran di kawasan Camp David. Begitu juga pedagang kami lima tampak menjajakan jajanan di area parkir Camp David.
Sampai di Camp David kami bertiga sempatkan untuk beristirahat, karena kami benar-benar belum sempat istirahat begitu turun dari gunung Cikuray.
Setelah melakukan registrasi (simaksi) dan pendataan identitas diri sekitar pukul 4 sore kami memulai pendakian.
Camp David – Kawah Papandayan
Sekitar 5 menit dari parkiran Camp David kita melewati jalanan berbatu yang cukup lebar. Menjelang akan memasuki kawah Papandayan yang biasa disebut Kawah Mas, kami melewati jalur yang sisi sebelah kiri berupa sungai dan sisi kanan berupa tebing tinggi.
Medan pendakian di kawasan kawah seperti berada di kawasan Palawangan gunung Slamet, berbatu dan tandus serta bau belerang terasa menyengat. Dianjurkan untuk memakai masker ketika berada di kawah Papandayan. Jalan menuju kawah sangat sangat luas dan berbatu, kita bisa mengikuti tanda berupa pipa biru yang terpasang berdiri tegak sebagai panduan perjalanan menuju kawah.
Kurang lebih hampir satu jam perjalanan kita sudah berada di kawah Papandayan.
Kawah – Pos 2
Setelah melewati jalur kawah, kita akan melalui jalanan datar dan lebar hingga kita bertemu jalan buntu. Dari sini tampak belokan jalanan turun kecil yang kalau malau hari tidak begitu jelas. Ikuti jalan setapak tersebut hingga menyeberangi sungai kecil. Hujan pun turun cukup deras di area ini. Kurang dari lima menit kita akan menyeberangi sungai kecil. Berhati-hatilah ketika melewati sungai ini karena licin, terlebih dimusim hujan.Pendakian diteruskan melewati medan yang menanjak dan hutan cantigi. Kurang lebih setengah jam kami sudah berada di Pos 2.
Pos 2 – Pondok Selada
Di Pos 2 kita diwajibkan lapor, sesuai data yang kita daftarkan di Camp David. Pos 2 merupakan persimpangan menuju Pangalengan dan menuju ke Pondok Selada.
Ambilah jalur sisi kiri. Baru saja keluar dari Pos 2 jalan begitu sempit, naik terjal dan licin. Ups…..sebaiknya jangan lewat jalan yang ini. Jalur ini biasa dipakai motor trabas trail untuk menuju ke Pondok Selada. Lewatlah sisi samping kanan persis berupa “undak-undakan” dan jalurnya pun tidak terlalu menanjak. Dari pos 2 menuju Pondok Selada tidak begitu jauh, melewati hutan cantigi. kurang lebih 15 menit kami sudah sampai di Pondok Selada.
Pondok Selada – Tegal Alun
Pondok Selada merupakan Camp Area yang cukup luas. Area ini dipenuhi pepohonan yang saling berjejeran, sehingga cocok sekali bagi kamu yang hobby “hammocking”.
Fasilitas disini cukup lumayan dari MCK hingga warung makan-pun ada di area ini. Kami berbegas menuju ke sisi kanan. Tenda-tenda tampak bertebaran di sisi kanan dan kiri jalur yang kami lewati. Bahkan di area yang lapang pun, tenda-tenda berjejeran dari berbagai merk dan corak warna. Jangan kaget kalau suasana di Pondok Selada sangat ramai terutama di akhir pekan.
Kami memutuskan untuk terus menuju ke daerah yang sepi disisi ujung kanan Pondok Selada. Karena jujur kami butuh istirahat setelah sebelumnya melakuan pendakian ke puncak gunung Cikuray. Dan akhirnya kami benar-benar menemukan area yang lumayan tidak begitu rapat dengan tenda-tenda. Dua tenda kami dirikan, mulai memasak menu santap malam dan dilanjutkan dengan istirahat malam.
Keesokan harinya sekitar pukul 6 pagi kami berbegas menuju ke kawasan Tegal Alun. Tenda dan peraalatan lainnya kami tinggalkan disini. Dengan berbekal makanan ringan dan satu botol minuman mineral perjalanan pun dilanjutkan.
Dari Pondok Selada melewati jalan setapak berbatu, lewatlah sisi bagian kiri, karena ketika musim hujan sisi kanan berupa sungai kecil akan tergenang air dan kontur tanahnya pun sangat lunak.Kemudian kita melewati jalanan begitu landai, menyeberangi sungai kecil serta medan berbatu. Kurang lebih 20 menit kita sudah sampai kawasan Hutan Mati.
Ditengah perjalanan akan bertemu persimpangan, kekiri landai, sedangkan ke kanan begitu terjal dan langsung menuju ke puncak papandayan. Kami memutuskan untuk mencicipi jalur kanan yang sangat curam dan turun melewati sisi kiri yang landai.
Medannya pun “aduhay” sangat terjal dan menanjak terus. Butuh exra hati-hati ketika memutuskan jalur sisi kanan. Sesekali kita harus berpegangan bebatuan besar untuk naik.Setelah melewati medan terjal, diteruskan dengan jalanan begitu landai. Disini kami sempatkan untuk menikmati pepohonan yang sangat rapat disisi kanan dan kiri.
Tidak jauh dari kawasan ini kita sudah tiba di kawasan Tegal Alun. Kurang lebih butuh waktu satu jam dari Pondok Selada untuk tiba dai Tegal Alun gunung Papandayan.
Tegal alun merupakan kawasan yang cukup luas dan dipenuhi dengan tanaman Edelwise. Kawasan ini merupakan kawasan terlarang untuk mendirikan tenda. Disini tampak danau kecil dengan air yang lumayan jernih. Sayang sekali bunga Edelwise belum tampak di mekar dari pohonnya.
Tegal Alun merupakan surganya Papandayan, sehingga kawasan ini banyak dimanfaatkan para pendaki untuk berfoto ria dengan latar ladang edelwise.
Setalah puas menikmati indahnya Tegal Alun, kami memutuskan untuk kembali ke Pondok Selada dan turun ke Camp David.
Usai sudah berjalanan ke dua gunung sekaligus (Cikuray dan Papandayan). Sebuah perjalanan luar biasa bersama dua rekan dari Komunitas Pendaki Laka-Laka. Sampai jumpa di perjalanan berikutnya .....
Story : Alas Perdu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment