Pada dasarnya saya sih suka jalan-jalan, kemana aja, tapi untuk yang sampe kaya jejak petualang keliling Indonesia sih belum (iya belum, kan barangkali suatu saat bisa kesampean, aamiin...heehee)
Minggu kemaren, tepatnya tanggal 1 November ceritanya abis nge-camp di Guci, obyek wisata pemandian air panas yang cukup terkenal di Tegal. Eeeh malah gak puas, masih nagih.
Hasil obrolan ringan sama sedikit pamer poto poto jepretan keindahan Dieng tempo lalu, akhirnya seperti menyuntikkan virus ampuh kedalam tubuh seseorang (sebut saja Mawar), seketika antusias 'Ayok!' Haha. Dia seketika meminta pertanggungjawaban (aaaaak! Aku ngapain kamu?)
Awalnya rencana empat orang, tapi terlalu lama bernegosiasi dua orang tersebut mundur teratur (karena saya agak nekatan, ayok lah berdua saja, nunggu rame-rame gak bakalan berangkat)
Alhasil, ketemulah tanggal yang manis setelah melalui berbagai ritual (apasih). 7-8 November 2014 dengan judul 'Sikunir, ayem kaming' (read : Sikunir, I'm Coming).
Semuanya harus dipersiapkan, layaknya orang yang 'bertanggungjawab' saya pinjamlah beberapa alat tempur, seperti tenda, alat memasak, sleeping bag untuk si Mawar, matras, emmm apa lagi ya? Lampu tenda.
(Sebut saja Mawar) ini pengalaman pertama kalinya ke Dieng, walaupun tiga tahun lamanya kuliah di Pekalongan tapi rupanya Paninggaran saja belum pernah dia jamah. Oh tidak! Makanya harus bawa banyak jaket. Padahal saya juga suka kedinginan. Hihi...
Tenda. Ya. Tenda lafuma summertime kapasitas 4 orang saya pinjam. Tadinya sih ini keril biru enteng, karena muatan gak selebay awal kali muncak, ini bener bener bawa seperlunya (memang harusnya begitu). Minjem dan latihan, kursus masang tenda. Walaupun beberapa kali lihat orang masang tenda, tapi gak nyangkol nyangkol juga (ternyata saya mulai lapar).
Pagi, 7 November 2014 tepat pukul 09.00 wit (waktu indonesia tegal) kami berangkat dari desa tercinta (yang kata seseorang; perbatasan Indonesia, haha) ini desa ujung wetannya Tegal, Kertasari. (Helleh)
Jam 09.00 sebenarnya sangat siang sekali, karena diperkirakan sampai Dieng bisa memakan waktu empat jam. (Siapa mau makan waktu? Glondongan jam?) *lupakan
Saya gak begitu paham kalau lewat Pemalang, jadi lewat Pekalongan saja lah, cari aman. Biasa, selain perbaikan jalan pantura sepanjang abad itu, di Comal juga ada perbaikan jembatan, macet sudah pasti, untungnya kami pake motor jadi bisa nrosol, hihi..
Kami sampai di Pekalongan pukul 10.00 WIP. Rupanya si Mawar saking antusianya dia memesan sebuah tongsis (tongkat narsis), akhirnya kami mengambil tongsis itu dulu di daerah Kraton Pekalongan. Dan didapatkanlah tongsis berwarna ungu. Kenapa gak biru sih ya? Hihihi...
Dan saya mulai lapar. Ini sungguhan. Rumah makan Padang UNI di utara RSUD Kraton emang kata saya enak, mampirlah kami ke situ. Sekitar jam 10.45 kami langsung menuju Dieng melalui Wiradesa, Bojong, Kajen, Linggo, Paninggaran. Sip lah.
Subhanallah....... selain dimanjakan dengan deretan pohon-pohon 'entah' juga suara kicauan makhluk alas (gak pake Perdu, karena nanti jadinya nyenggol member PL) hehe.. kami juga dimanjakan dengan jalanan mulus yang sangat menyenangkan. Dibanding Petungkriyono, jalanan Linggo Paninggaran dan seterusnya menuju Dieng itu memang jauh lebih baik. Alussss......
Sekitar pukul 13.00 di Wanayasa kami diguyur rahmat Allah, udan man! Ngaub dulu sekitar 40 menit karena hujan sangat deras dan saya takut masuk angin walaupun pake jas hujan. Dan aw aw aw! Saya lupa bawa jas hujan. Hmmm.... dengan uang 4500 rupiah, akhirnya saya menemukan jas hujan plastik di toko terdekat, warnanya merah, biar berani. Akhirnya kami menerjang hujan yang tinggal ketis ketisnya saja.
Banjarnegara aman. Kering. Cuma agak mendung. Sampai Dieng, hujan lagi. Kami berteduh di depan bank BRI yang ternyata beberapa ratus meter ke depan ada gerbang menuju basecamp Prau. Biasa, cewe, suka ngecebres, ada embak embak ditanya tanya arah sikunir malah bagaikan malaikat yang membisiki 'ke Prau aja mba.. kan lebih bagus.. jauh jauh cuma mau ke sikunir?' Hah! Judulnya saja My Trip... (...Seanjoge) akhirnya sayapun tergoda dan tugas saya selanjutnya adalah menggoda si Mawar.
Dan berhasil! Kami belok stang ke kiri. Prau. Mantep? Harus!
Sesampainya di basecamp PatakBanteng, seperti biasa, gak boleh pasang muka bingung. Duduk dulu mengamati orang orang yang masuk mendaftar. Oh...... gitu caranya. Gampang! Langsung tas tes tas tes, KTP sayapun ditinggal, katanya besok ditebus pake sampah.
Setalah membeli seperangkat makan minum yang bahasa kerennya logistik, akhirnya packing! Ini tenda yang tadinya cuma direncanakan nggatol di motor sampai sikunir digelar, akhirnya dirubah semuanya. Dikeluarkan dari tasnyan, dilipat, masuk deh ke keril biruku. Segala alat masak de el el.
Ceritanya nggolet kanca. Disamping saya ada embak embak model arab gitu, tinggi, manis, tjantik, ditanyailah dia. Setelah berbasa basi sebentar, ujungnya; "nanti bareng ya..." hahaha modus. Yaaa namanya pengalaman pertama bawa orang (yang belum pernah menapakkan kakinya disini) Bismillah.
Setelah sholat maghrib dan isya', kami berdoa bersama, saya, Mawar, embak arab (namanya Rini), Yeros (pacarnya Rini), Widya (soulmatenya Rini), dan Ridwan (ini pacarnya Widya bukan?) Entahlah. Setelah berdoa, sesuatu yang mengejutkan adalah, Ridwan berkata; "mbak, silahkan didepan, katanya pernah kesini." Jleb! Sakitnya tuh disini. "Saya lupa-lupa ingat tapi..." *ngeles* "Ga apa-apa, bismillah..." katanya lagi. Hmmm... yaudah, ayok! Bismillah.
Saya didepan pake lampu tenda (serodo pingin nangis) sayah meredup soale lampune, ditambah kabut, 5 meter kedepan sudah susah kelihatan. Sayang ga pake headlamp. Hah! Resiko seanjoge akhirnya tergoda ya mau tidak mau... Oke, biar keliatan cool jangan ngeluh! Setiap ada persimpangan selalu ada bismillah (mugi mugi leres lewate) yaaa Alhamdulillah akhirnya kami sampai di pos 2. Setelah dari pos 2 kami berenam dipertemukan dengan lelaki lelaki gagah, bapak bapak yang membawa istrinya. Bahkan ada yang membawa anak usia 4 tahunan juga. Gagah kan? 'Didepan jalannya longsor mbak, ngantri dulu..' Sekitar 15 menit ngantri, kami merebahkan diri, saya melepas keril dan mapan. Enake por...!
Karena longsor, harus pake tali, lampu saya iket di salah satu tali yang ada di keril, kami berenampun satu per satu merangkak dengan pegangan tali itu. Dibantu lelaki lelaki gagah tadi yang istri dan anaknya setia menunggu di ujung atas tanah lonsoran.
Beruntungnya kami bertemu mereka. Karena setelah itu, kelompok dibawah kami ga kebagian tali tersebut karena langsung diangkut keatas. (Lagi lagi) Alhamdulillah... Sekitar pukul 23.30 kami sampai, Prau seperti berteriak; 'Welcome....' Cari tanah yang agak datar, kami akhirnya mendirikan tenda. Saya dibantu Yeros dan Ridwan mendirikan tenda. Seadanya.
Tenda kapasitas 4 orang hanya dipakai 2 orang. Lega tapi berasa dinginnya. Setelah berganti pakaian hangat, saya sengaja bawa jaket 2. Yang satu biar basah dijalanan. Yang satu dipake pas ditenda. Setelah bergantin kostum kepompong akhirnya kami sedikit teriak pamitan tidur pada kawan berempat dmyang mendirikan tenda didepan kami.
Seperti biasa, menjalani rutinitas pagi di gunung, menikmati sunrise, poto poto, akhirnya lapar menyerang, kami masak mie goreng diantara angin yang emmmm tidak sedahsyat tempo lalu deh. Saking laparnya kami hanya melihat ada satu garpu bekas pop mie di tas alat masak, akhirnya dari pada ganti gantian kelamaan, saya makan pake pasak. Yang penting sama sama bisa makan. Haha..
Keindahan dari puncak Gunung Prau begitu nyata, dan memuat para pendaki asik dengan cameranya masing-masing. Tak malu-malu lagi kamipun mulai bergaya di depan kamera pocket kami.
Jam 8 semua barang ditenda dikeluarkan, sudah saya bersihkan, kemudian ya diuculi. Kukud. Packing lagi. Frame didalam tas selalu glotak glotak dibawa jalan. Berasa tukang besi. Wkwkwk...
Jam 9 kami pamitan pada empat sejoli ini, teman kami. Rini, Yeros, Widya dan Ridwan. Terimakasih susu hangatnya, terimakasih air minum sepanjang jalan (walopun bawa ga boleh diminum, kata mereka biar minum punya mereka). Mereka masih ingin berlama lama rupanya. Sebelumnya, seperti biasa kami poto berenam pake tongsis biar kekinian
Kami turun lewat patakbanteng lagi. Berdua. Alhamdulillah kami bertemu banyak orang. Yang lagi lagi melongo karena mendengar jawaban bahwa kami cuma berdua.
Pukul 11.30 kami sampai di basecamp. Ruameeee banget. Mungkin karena weekend. Niat hati pengin bersih bersih diri dan tidur. Tapi ternyata air di kamar mandi kosong dan tempat rame jadi berisik. Larilah kami ke amsjid barat basecamp sekalian pamit ambil KTP. Selepas dhuhur kami pergi ke kawasan candi arjuna. Ruame banget rek! Sekarang banyak badut. Dulu terakhir kesini gak ada ik... ada teletubies, mickey mouse sama ada wayang orang, anoman dan kawan kawannya. Setelah poto poto (lagi) kami duduk mapan di rumput, kalau saja ga malu, pengin tiduran... haha..
Pukul 15.00 tepat, kami pulang... Modal ngliat plang, akhirnya kami sampai juga di Pekalongan. Karena jujur, jalur pulang saya bingung. Hehe... Maghrib kami mampir di seorang teman di Wiradesa, saya sengaja mampir disini karena orangtuanya usaha cathering, pasti banyak makanan. Modus banget! (Jangan ditiru!) Tenanan, banyak jajan,, kenyang lah... Setelah semua makanan dirasa sudah turun (istilahe wong jawa) kami melanjutkan perjalanan ke Tegal. Saya gak tau pasti sampai rumah ja berapa, karena langsung mapan di kasur. Alhamdulillah,,,, Terimakasih Tuhan! (Wis,, bingung terimakasihe apa bae, saking akehe) Fabiayyi'ala irabbikuma tukadziban... maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan? (QS Ar-Rahman)
Meski petualangan kali ini hanya berdua, perempuan semua dan tidak didampingi kaum adam. Tapi tetap......#AKURAPOPO#
Sampai jumpa lagi di petualangan berikutnya .......